Abu
Bakar Panutan bagi Gubernur Aceh
Oleh : Ahmad Sayuti
Nim : 160401105
Mahasiswa :
(UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY BANDA ACEH)
Mensejahterakan masyarakat tidak
semudah seperti membalik kedua telapak tangan berbagai problem muncul didalam
kepemimpinan, bermacam masalah timbul dikalangan masyarakat. Menjadi seorang
pemimpin mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, selain harus pandai dalam
segi intelektual sosok pemimpin juga harus mempunyai kelembutan hati, ramah,
serta keberanian bertindak secara nyata. Pemimpin yang terbaik adalah pemimpin
yang beriman kepada Allah dan pemimpin yang paling banyak mengikuti
ajaran-ajaran Rasulullah SAW.
Abu Bakar (Khalifah I), sahabat
dekat Nabi Muhammad, orang yang paling banyak berhubungan dengan dia,
Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, Abu Bakar adalah
sahabat setia dan hanya dia satu-satunya orang paruhbaya yang sangat setia
kepada Nabi Muhammad saat menyebarkan islam di kalangan kaum Quraisy dengan
sangat hebatnya, dan karena dia jugalah puluhan dan ratusan ribu Muslim
tersebar ke sengenap penjuru. Untuk menyebarkan ajaran mulia tersebut seorang
pemimpin harus memiliki keberanian dalam bertindak, kepandaian dalam mengambil
keputusan, serta kesigapan dalam menyikapi suatu permasalahan.
Lelaki yang mudah terharu itu,
mempunyai inisiatif untuk memperjuangkan islam dengan semangat yang
bekobar-kobar tak kenal ragu dan pantang mundur sebelum menyelesaikan suatu
permasalahan yang ada dikalangan masyarakat, dengan gaya biasa-biasa saja sosok
Abu Bakar sangat memegang peranan penting dalam penyebaran agama islam dengan
peranannya pada masa risalah, dan ketika orang-orang Quraisy begitu hebat
memusuhi dan menggangu Rasullulah, ketika terjadi peristiwa Isra, kemudian
waktu hijrah, lalu dalam mengahadapi intrik orang-orang Yahudi di Yasrib (Madinah).
Tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata begitu besar dan setianya sosok Abu Bakar dalam menyebarkan agama
Allah yaitu Islam.
Sungguhpun begitu, kebesaran Abu
Bakar adalah kebesaran yang tanpa suara, kebesaran yang tak mau berbicara
tentang dirinya. Sebab, itu adalah kebesaran iman yang sungguh-sungguh kepada
Allah dan ketaatan kepada wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah SAW.
Masa Khalifah Abu Bakar merupakan
masa-masa peralihan yang sungguh rumit dan sulit, berbeda dengan masa sebelum
Abu Bakar dan sesudah Abu Bakar, masa sebelum Abu Bakar dimana masa ini adalah
masa Rasulullah SAW dimasa ini wahyu berasal langsung dari Allah. Sedangkan
pada masa Umar ialah masa pembentukan hukum dasar, yang dasar-dasarnya sudah
ditertibkan dengan kedaulatan yang sudah mulai berjalan lancar. kenapa
dikatakan bahwa masa Abu Bakar adalah masa yang sungguh rumit dan sulit
penyebabnya adalah Abu Bakar menjabat khalifah sesudah wafatnya Nabi Muhammad
SAW sehingga tokoh-tokoh petinggi suku beranggapan bahwa Abu Bakar tidak cocok
untuk dijadikan penganti Rasulullah SAW.
Suku Ansar, Muhajirin, dan Bani
Hasyim, Ketiga suku tersebut saling mengeluarkan argument serta saling
mengagung-agungkan sukunya masing-masing sebagai penganti Rasulullah SAW yang
lebih cocok dari pada Abu Bakar.
Di saat Abu Bakar menjadi Khalifah
banyak cobaan-cobaan yang dihadapinya bermula dari pemilihan pengganti
Rasulullah SAW.
Rasulullah memegang dua jabatan,
pertama menyampaikan kewajiban sebagai seorang suruhan Tuhan. Kedua bertindak
selaku kepala kaum Muslimin. Kewajiban pertama telah selesai seketika beliau
menutup mata, tetapi kewajiban yang kedua, menurut pertimbangan kaum Muslimin
ketika itu perlu disambung oleh yang lain, karena suatu umat tidak dapat
menjalin persatuannya apabila mereka tidak mempunyai seorang pemimpin yang
menuntun mereka kearah persatuan. Sebab oleh karena itu perlu adanya pengganti
kekhalifahan.
Belum lagi Rasulullah dikebumikan,
telah timbul dua macam pendapat. Pertama ialah menentukan pangkat Khalifah itu
di antara kaum keluarga Rasulullah yang terdekat. Pendapat pertama ini terbagi
dua pula. Pertama menentukan pangkat Khalifah itu dalam persukuan Rasulullah.
Kedua hendaklah ditentukan didalam rumah tangganya yang sekarib-karibnya.
Di waktu dia menutup mata orang yang
paling karib kepadanya adalah pamannya (saudara ayahnya) Abbas bin Abdul
Muttalib dan anak saudara ayahnya Ali dan Aqil, keduanya anak Abu Thalib.
Kelebihan Ali daripada Abbas dan Aqil ialah karena dia menjadi menantu pula
dari Rasulullah, suami dari Fatimah. kelebihan Abbas ialah dia waris yang
paling dekat kepada beliau. Artinya jika sekiranya tidaklah ada beliau
meninggalkan anak dan isteri, maka Abbas itulah yang akan menjadi ashabah
(waris yang menerima sisa harta) yakni kalau harta Rasulullah boleh diwariskan.
Pendapat kedua, kaum Ansarlah yang
layak untuk dijadikan Khalifah. Baik Ansar pihak Aus mahupun Ansar dari
persukuan Khazraj, dari masing-masing mereka mengusulkan bahwa pengganti
Khalifah selanjutnya adalah Sa’ad bin Ubadah. Sebab dialah yang paling
terkepala dari pihak kaum Ansar ketika itu. Alasan lain mengapa harus kaum
Ansar menjadi Khalifah selanjutnya dikarenakan kaum Ansar adalah kaum pertama
yang membela Rasulullah dan mempertahankan agama Islam, sehingga beroleh gelar
Ansar, artinya pembela.
Banyak perdebatan disaat
berlangsungnya pemilihan Khalifah pada masa itu, hingga berujung pada sebuah
keputusan yang sedikit kontra dikalangan suku-suku. yakni pemegang dan penerus Khalifah
selanjutnya adalah Abu Bakar.
Permasalahan yang sangat serius
terjadi pada masa ke Khalifahan Abu Bakar ialah permasalahan tentang gerakan
kaum munafik, murtad, dan gerakan Nabi-nabi Palsu. Yang sangat berpengaruh
apabila dibiarkan, sedemikian besar bahaya yang sedang mengancam, sedikitpun
tidak kelihatan perubahan muka Abu Bakar. Ada satu golongan pula yang sudi juga
mendirikan sembahyang, tetapi tidak hendak mengeluarkan zakat lagi. Sehingga
ada orang yang mengatakan kepadanya supaya orang-orang yang tidak sudi
mengeluarkan zakat itu tidak usah diperangi, karena mereka masih sudi
sembahyang.
Tetapi dengan tegas beliau berkata:
“Tidak, pendurhaka yang hendak memperbedakan sembahyang dengan zakat itu mesti
kuperangi juga, walau saya akan dihambat dengan ikatan sekalipun. Dan akhirnya
Abu Bakar juga berhasil memerangi gerakan-gerakan munafik, serta gerakan Nabi
palsu. Melalui tentara Usamah. Yang tidak bisa diceritkan secara mendetail
kronologisnya dalam penulisan yang sederhana ini.
Cukup tegas Abu bakar dalam
menyikapi masalah-masalah yang terjadi dimasa ke Khalifahannya.
Berbicara tentang Gubernur Aceh
pemilihannya melalui Demokrasi, dimana pemilihannya berjalan tanpa adanya
politik yang serius seperti yang dirasakan pada masa pemilihan Khalifah Abu
Bakar. Tetapi yang menjadi kendala, masih banyak permasalahan-permasalahan yang
terjadi dikalangan masyarakat Aceh. Baik permasalahan tentang Ekonomi, serta perilaku
masyarakat Aceh yang menyimpang dari qanun.
Seharusnya Gubernur Aceh dalam
menyikapi permasalahan tersebut harus menganut sistem seperti yang Abu Bakar
terapakan, yaitu aksi tindakan nyata untuk mengatasi hal-hal yang menjadi
permasalahan dikalangan masyarakat Aceh. Dan apabila ada yang menentang
kebijakan-kebijakan yang diterapakan oleh eksekutif (DPR) maupun Legislatif
(Gubernur) seperti kasus gerakan-gerakan munafik dimasa ke Khalifahan Abu
Bakar, DPR maupun Gubernur wajib bertindak tegas terhadap masyarakat
pembangkang tersebut sesuai dengan pedoman Al-quraan dan Hadist.
Dan berbicara mengenai pembangkang
aturan (Qanun) yang berlaku di Aceh, pembangkang ini hanyalah orang-orang yang
sedikit pemahaman tentang agama Islam, salah satunya orang-orang NonMuslim yang
berdiam di Aceh. Namun Gubernur harus menyikapi hal tersebut dengan serius,
apabila tidak serius maka pembangkang-pembangkang qanun yang ditetapkan oleh
Allah dalam Al-quraan dan diberlakukan oleh Gubernur untuk masyarakat Aceh akan
menjadi serius dan pengaruhnya juga kepada generasi-generasi Aceh yang akan
mendatang.
Peu jeut nanggroe Acehnyo ukeu,
meunyo peumimpin hana serius lage 4 droe khalifah wate jemeun setelah wafeut
Rasulullah.
Cukop sayang nanggroe aceh nyo
meunyo ahklak ka tumpoy, penyebab akhlak tumpoy nyo adalah pemimpin yang hana
tegas memberlakukan hukom-hukom Allah yang yang na dalam Al-quraan ngen Hadist.