Selasa, 19 Desember 2017

Abu Bakar Panutan bagi Gubernur Aceh
Oleh : Ahmad Sayuti
Nim : 160401105
Mahasiswa :
(UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY BANDA ACEH)
        
            Mensejahterakan masyarakat tidak semudah seperti membalik kedua telapak tangan berbagai problem muncul didalam kepemimpinan, bermacam masalah timbul dikalangan masyarakat. Menjadi seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, selain harus pandai dalam segi intelektual sosok pemimpin juga harus mempunyai kelembutan hati, ramah, serta keberanian bertindak secara nyata. Pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang beriman kepada Allah dan pemimpin yang paling banyak mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah SAW.

            Abu Bakar (Khalifah I), sahabat dekat Nabi Muhammad, orang yang paling banyak berhubungan dengan dia, Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, Abu Bakar adalah sahabat setia dan hanya dia satu-satunya orang paruhbaya yang sangat setia kepada Nabi Muhammad saat menyebarkan islam di kalangan kaum Quraisy dengan sangat hebatnya, dan karena dia jugalah puluhan dan ratusan ribu Muslim tersebar ke sengenap penjuru. Untuk menyebarkan ajaran mulia tersebut seorang pemimpin harus memiliki keberanian dalam bertindak, kepandaian dalam mengambil keputusan, serta kesigapan dalam menyikapi suatu permasalahan.

            Lelaki yang mudah terharu itu, mempunyai inisiatif untuk memperjuangkan islam dengan semangat yang bekobar-kobar tak kenal ragu dan pantang mundur sebelum menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dikalangan masyarakat, dengan gaya biasa-biasa saja sosok Abu Bakar sangat memegang peranan penting dalam penyebaran agama islam dengan peranannya pada masa risalah, dan ketika orang-orang Quraisy begitu hebat memusuhi dan menggangu Rasullulah, ketika terjadi peristiwa Isra, kemudian waktu hijrah, lalu dalam mengahadapi intrik orang-orang Yahudi di Yasrib (Madinah).

            Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata begitu besar dan setianya sosok Abu Bakar dalam menyebarkan agama Allah yaitu Islam.

            Sungguhpun begitu, kebesaran Abu Bakar adalah kebesaran yang tanpa suara, kebesaran yang tak mau berbicara tentang dirinya. Sebab, itu adalah kebesaran iman yang sungguh-sungguh kepada Allah dan ketaatan kepada wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah SAW.

            Masa Khalifah Abu Bakar merupakan masa-masa peralihan yang sungguh rumit dan sulit, berbeda dengan masa sebelum Abu Bakar dan sesudah Abu Bakar, masa sebelum Abu Bakar dimana masa ini adalah masa Rasulullah SAW dimasa ini wahyu berasal langsung dari Allah. Sedangkan pada masa Umar ialah masa pembentukan hukum dasar, yang dasar-dasarnya sudah ditertibkan dengan kedaulatan yang sudah mulai berjalan lancar. kenapa dikatakan bahwa masa Abu Bakar adalah masa yang sungguh rumit dan sulit penyebabnya adalah Abu Bakar menjabat khalifah sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW sehingga tokoh-tokoh petinggi suku beranggapan bahwa Abu Bakar tidak cocok untuk dijadikan penganti Rasulullah SAW.

            Suku Ansar, Muhajirin, dan Bani Hasyim, Ketiga suku tersebut saling mengeluarkan argument serta saling mengagung-agungkan sukunya masing-masing sebagai penganti Rasulullah SAW yang lebih cocok dari pada Abu Bakar.

            Di saat Abu Bakar menjadi Khalifah banyak cobaan-cobaan yang dihadapinya bermula dari pemilihan pengganti Rasulullah SAW.

            Rasulullah memegang dua jabatan, pertama menyampaikan kewajiban sebagai seorang suruhan Tuhan. Kedua bertindak selaku kepala kaum Muslimin. Kewajiban pertama telah selesai seketika beliau menutup mata, tetapi kewajiban yang kedua, menurut pertimbangan kaum Muslimin ketika itu perlu disambung oleh yang lain, karena suatu umat tidak dapat menjalin persatuannya apabila mereka tidak mempunyai seorang pemimpin yang menuntun mereka kearah persatuan. Sebab oleh karena itu perlu adanya pengganti kekhalifahan.

            Belum lagi Rasulullah dikebumikan, telah timbul dua macam pendapat. Pertama ialah menentukan pangkat Khalifah itu di antara kaum keluarga Rasulullah yang terdekat. Pendapat pertama ini terbagi dua pula. Pertama menentukan pangkat Khalifah itu dalam persukuan Rasulullah. Kedua hendaklah ditentukan didalam rumah tangganya yang sekarib-karibnya.

            Di waktu dia menutup mata orang yang paling karib kepadanya adalah pamannya (saudara ayahnya) Abbas bin Abdul Muttalib dan anak saudara ayahnya Ali dan Aqil, keduanya anak Abu Thalib. Kelebihan Ali daripada Abbas dan Aqil ialah karena dia menjadi menantu pula dari Rasulullah, suami dari Fatimah. kelebihan Abbas ialah dia waris yang paling dekat kepada beliau. Artinya jika sekiranya tidaklah ada beliau meninggalkan anak dan isteri, maka Abbas itulah yang akan menjadi ashabah (waris yang menerima sisa harta) yakni kalau harta Rasulullah boleh diwariskan.

            Pendapat kedua, kaum Ansarlah yang layak untuk dijadikan Khalifah. Baik Ansar pihak Aus mahupun Ansar dari persukuan Khazraj, dari masing-masing mereka mengusulkan bahwa pengganti Khalifah selanjutnya adalah Sa’ad bin Ubadah. Sebab dialah yang paling terkepala dari pihak kaum Ansar ketika itu. Alasan lain mengapa harus kaum Ansar menjadi Khalifah selanjutnya dikarenakan kaum Ansar adalah kaum pertama yang membela Rasulullah dan mempertahankan agama Islam, sehingga beroleh gelar Ansar, artinya pembela.

            Banyak perdebatan disaat berlangsungnya pemilihan Khalifah pada masa itu, hingga berujung pada sebuah keputusan yang sedikit kontra dikalangan suku-suku. yakni pemegang dan penerus Khalifah selanjutnya adalah Abu Bakar.

            Permasalahan yang sangat serius terjadi pada masa ke Khalifahan Abu Bakar ialah permasalahan tentang gerakan kaum munafik, murtad, dan gerakan Nabi-nabi Palsu. Yang sangat berpengaruh apabila dibiarkan, sedemikian besar bahaya yang sedang mengancam, sedikitpun tidak kelihatan perubahan muka Abu Bakar. Ada satu golongan pula yang sudi juga mendirikan sembahyang, tetapi tidak hendak mengeluarkan zakat lagi. Sehingga ada orang yang mengatakan kepadanya supaya orang-orang yang tidak sudi mengeluarkan zakat itu tidak usah diperangi, karena mereka masih sudi sembahyang.

            Tetapi dengan tegas beliau berkata: “Tidak, pendurhaka yang hendak memperbedakan sembahyang dengan zakat itu mesti kuperangi juga, walau saya akan dihambat dengan ikatan sekalipun. Dan akhirnya Abu Bakar juga berhasil memerangi gerakan-gerakan munafik, serta gerakan Nabi palsu. Melalui tentara Usamah. Yang tidak bisa diceritkan secara mendetail kronologisnya dalam penulisan yang sederhana ini.

            Cukup tegas Abu bakar dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi dimasa ke Khalifahannya.

            Berbicara tentang Gubernur Aceh pemilihannya melalui Demokrasi, dimana pemilihannya berjalan tanpa adanya politik yang serius seperti yang dirasakan pada masa pemilihan Khalifah Abu Bakar. Tetapi yang menjadi kendala, masih banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dikalangan masyarakat Aceh. Baik permasalahan tentang Ekonomi, serta perilaku masyarakat Aceh yang menyimpang dari qanun.

            Seharusnya Gubernur Aceh dalam menyikapi permasalahan tersebut harus menganut sistem seperti yang Abu Bakar terapakan, yaitu aksi tindakan nyata untuk mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan dikalangan masyarakat Aceh. Dan apabila ada yang menentang kebijakan-kebijakan yang diterapakan oleh eksekutif (DPR) maupun Legislatif (Gubernur) seperti kasus gerakan-gerakan munafik dimasa ke Khalifahan Abu Bakar, DPR maupun Gubernur wajib bertindak tegas terhadap masyarakat pembangkang tersebut sesuai dengan pedoman Al-quraan dan Hadist.

            Dan berbicara mengenai pembangkang aturan (Qanun) yang berlaku di Aceh, pembangkang ini hanyalah orang-orang yang sedikit pemahaman tentang agama Islam, salah satunya orang-orang NonMuslim yang berdiam di Aceh. Namun Gubernur harus menyikapi hal tersebut dengan serius, apabila tidak serius maka pembangkang-pembangkang qanun yang ditetapkan oleh Allah dalam Al-quraan dan diberlakukan oleh Gubernur untuk masyarakat Aceh akan menjadi serius dan pengaruhnya juga kepada generasi-generasi Aceh yang akan mendatang.

Peu jeut nanggroe Acehnyo ukeu, meunyo peumimpin hana serius lage 4 droe khalifah wate jemeun setelah wafeut Rasulullah.

Cukop sayang nanggroe aceh nyo meunyo ahklak ka tumpoy, penyebab akhlak tumpoy nyo adalah pemimpin yang hana tegas memberlakukan hukom-hukom Allah yang yang na dalam Al-quraan ngen Hadist.




Selasa, 14 November 2017

DIBALIK KEMAJUAN EROPA GURUNYA ISLAM



Oleh : Ahmad Sayuti
Mahasiswa :
(UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY BANDA ACEH)
Membaca Artikel Opini Hasan Basri M Nur Yang Di Siarkan Serambi Indonesia Edisi 19/03/2001
Berjudukan : Peran Islam Dalam Kemajuan Eropa
Berikut Saya Buat Resumenya

            Eropa yang Negara-negaranya maju pada era modern, sebagian manusia beranggapan orang-orang Eropa adalah orang-orang yang bekerja keras, pantang menyerah sebelum mendapatkan hasil, dan kiblat ilmu pengetahuan berasal dari Eropa. Padahal di dalam sejarah priode klasik majunya Negara Eropa didalam berbagai bidang salah satunya di bidang teknologi yang super canggih, itu semua tidak lepas dari campur tangan dan kecerdasan umat islam priode klasik. Eropa di masa klasik tidak seperti eropa pada masa modern, masyarakat Eropa pada era klasik masih hidup dalam kemiskinan di berbagai bidang seperti miskin didalam bidang pendidikan, ekonomi, dan politik. Sebaliknya dengan islam yang kaya didalam berbagai bidang, dan yang paling kaya dalam segi bidang pendidikan seperti ilmu pengetahuan dan filsafat. Bebicara mengenai filsafat, filsafat dulunya berasal dari Yunani namun pada abad ke-8 sampai abad ke-13 filsafat berpindah ke dunia islam hal ini semua tidak lepas dari peran kerajaan Abbasiyah yang khalifahnya Harun al Rasyid melalui sebuah gerakan yaitu gerakan penerjemah buku-buku ilmiah karya filosof yunani kedalam bahasa arab dari sinilah bermula filsafat berkembang di dunia islam, Bukan hanya itu sumbangsih kerajaan Abbasiyah untuk mengembangkan ilmu filsafat adalagi yaitu mendirikan perpustakaan yang diberi nama dengan Baitul Hikmah didirikan oleh Khalifah Makmun (813-833 M) dengan tujuan untuk mengadopsi ilmu filsafat, tidak lupa pula didirikan juga universitas-universitas di dunia islam dengan tujuan untuk pengembangan dan penyempurnaan ilmu-ilmu tersebut.

            Dari sumbangsih yang diberikan oleh kerajaan Abbasiyah diatas dari situlah muncul filosof-filosof dan ilmuan-ilmuan muslim serta sumbangsih tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Eropa untuk kepentingan-kepentingan Negaranya masing-masing hingga pada era sekarang ini. Dan sayangnya umat islam mulai mundur dan tenggelam dari kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad ke-13 M dimana pada abad ini sudah memasuki abad modern. Dari peristiwa kemunduran inilah Eropa mencari-cari kesempatan untuk mengejar ketertingalan mereka didalam berbagai bidang, sehingga akhirnnya Eropa bisa berkembang dan maju pesat seperti di era sekarang ini yaitu era modern.

            Namun sayang banyak sejarah tentang peran-peran umat islam yang tidak dicantumkan didalam buku-buku yang dikeluarkan oleh ilmuan-ilmuan Eropa. Dampaknya kepada generasi-generasi muda Negara Eropa yang tidak mengenal tentang peran umat islam yang sesungguhnya didalam sejarah. salah satunya seperti judul yang saya angkat ini ‘dibalik kemajuan Eropa Gurunya adalah Umat Islam’.

Jumat, 13 Januari 2017

Penulisan proyek akhir

Extraordinary Experience Of A Activity

penulis: Ahmad sayuti



"Is he a less understand English?" asked Deasi to all students who are in units of four, while cornering all views to me. Until new i still remembered his words. will my fix on this.

Deasi Susilawati, he is a lecturer at the university uin- raniry. he teaches courses pkn (education nationalities) about the profile over view.

    Dapue Aceh, great title is obtained after we do a small metting between groups whose members, Ahmad Sayuti, Tungku Dhear, Rotasya, Dhea kharisna.

from our first run activities to introduce the typical snacks Aceh, the experience and knowledge we continue to increase, many experiences we had together, we sometimes think that this activity will not continue, but the support for the sake of support suggestions for suggestions kept pouring in from friends, Mrs.Deassi, as well as the surrounding community, so that these activities can continue and grow until now.

one of the valuable experience that  I got in this activity is can help others (Muhammad Nazar) with own ideas again, " interesting and different is not, "that's what always come to my mind it is also thanks to Mrs.Deasi Susilawati

Human beings are very helpful, and it has its own way to help others, such as we do this, thought still a little assistance.

In dapue Aceh we cooperate together to achieve a goal, that is for the people of Aceh to love and to know the typical snacks, and prevent the scarcity of these snacks.

Apam (pancake), boh rom-rom, noodles Aceh, and another. This knowledge we get, where initially only know the form of snacks, and there after explore ways of making, learn about the history of snacks, how to be a good trader how. All of this being to our personal knowledge, knowledge of  the science of leadership snacks Aceh and also we get here.

"Bit my bit into the hill," I said to my self when the funds would be collected at the end of this activity.

All we started from zero, though I do not believe the end result is satisfying, now we already have to proceeds from this hard work, and as soon as the funds are donated to Muhammad Nazar.

Initially when we are just starting this activity, a lack of confidence is always approached. Since all of the groups dapue Aceh do not have experience of selling, how to attract customers how, essentially again we start from zero.

The question arises," then why did you take his action?"

Due to the people of Aceh are now many have forgotten snacks that are already in Aceh since the first, the cause may be the influence of other food culture that is rife in Aceh.

   Constraints that resulted so that this activity be less than the maximum, the first cohesiveness that we have built less, we are only concerned with personal (indifferent to teammates) of the group, so that a sense of care for this activity is becoming less and often activities carried out less than perfect, which both locations to introduce the activities dapue Aceh, the location (place) this is because we are still new residents in Banda Aceh so that the lack of information about places that are strategic to conduct dapue Aceh and third equipment such as tables and chairs one of the aggravating as well from some of our constraints.

funds obtained from beginning to end activities around Rp880.000, insyaallah will  be donated to the children that we will help (Muhammad Nazar), the funds that I mentioned earlier obtained from Aceh and quoting activity dapue donation to Muhammad  Nazar, in others words, an a this event, we have big title is "Dapue Aceh," of a great title is divided into two activities, among others,"to introduce special snacks Aceh," and "quote donations to Muhammad Nazar," so the funds we get hard come from those to activities.

I and the members of the group dapue Aceh hoped that this activity continues, although a lot of the kinds of problems and constraints that we face, and if it continues not just one person who would be helped, but much more.

I ma grateful to Mrs.Deasi Susilawati that have guide us from start to finish activities, and if I ever make a mistake I apologize profusely.

Hopefully sciences you give a blessing that benefit dapue Aceh. And my he give great values that are good for all groups member, Amin,"I hope."


versi indonesia

Pengalaman Luar Biasa Dari Sebuah Kegiatan

Ditulis oleh: Ahmad Sayuti                                                                             
Penulisan akhir

“Apa dia seorang yang kurang mengerti Bahasa Inggris?” tanya Deasi kepada semua mahasiswa yang berada dalam unit 4, sambil menyudutkan semua pandangan kepada saya. Sampai sekarang saya masih teringat dengan kata-kata beliau. Akan saya perbaiki tentang ini.

Deasi susilawati, beliau adalah dosen di universitas Uin-Raniry. Beliau mengajar matakuliah PKN (pendidikan kewarnegaraan), Sekilas profil tentangnya.

     Dapue Aceh, judul besar ini didapatkan setelah kami melakukan rapat kecil antarkelompok yang anggotanya, Ahmad Sayuti, Tengku Dhear, Dhea Kharisna, dan Rotasya.

Dari pertama kami menjalankan kegiatan untuk mempernalkan jajanan khas Aceh, pengalaman serta pengetahuan kami terus meningkat, banyak pengalaman yang kami lewati bersama, terkadang kami berfikir bahwa kegiatan ini tidak akan berlanjut, tetapi dukungan demi dukungan saran demi saran terus berdatangan dari teman, Miss Deassi, serta masyarakat sekitar, sehingga kegiatan ini berlanjut dan berkembang sampai sekarang.

Salah satu pengalaman berharga yang saya dapatkan didalam kegiatan ini adalah BISA MEMBANTU ORANG LAIN (Muhammad Nazar) DENGAN SEBUAH KEGIATAN. Proyek hasil ide sendiri lagi, “Menarik dan juga berbeda bukan,” itulah yang terlintas selalu dipikiran saya. Ini juga berkat Ibu Deassi susilawati.

Manusia makhluk yang sangat suka membantu, dan memiliki cara tersendiri untuk membantu sesamanya, contohnya seperti yang kami lakukan ini, walaupun masih berbentuk bantuan kecil.

Di dapue Aceh kami saling berkerja sama untuk mencapai suatu tujuan, yaitu agar masyarakat Aceh bisa menyukai serta mengetahui jajanan khasnya, dan mencegah kelangkaan jajanan tersebut.

Apam (serabi), boh rom-rom, mie Aceh, dan lain lagi. Pengetahuan inilah yang kami dapatkan, dimana awalnya hanya mengetahui bentuk jajanannya saja, dan setelah mendalami cara pembuatan, mempelajari sejarah jajanan, cara menjadi pedagang yang baik bagaimana. Semua ini menjadi ilmu pengetahuan untuk kami pribadi, pengetahuan tentang jajanan Aceh serta ilmu kepemimpinan juga kami dapatkan disini.

“dikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” ucap ku dalam hati, ketika dana sudah mulai terkumpul diakhir kegiatan ini.

Semua kami mulai dari nol, saya seakan tidak percaya dengan hasil akhir yang memuaskan ini, sekarang kami sudah mempunyai dana dari hasil kerja keras ini, dan secepatnya dana tersebut disumbangkan kepada Muhammad Nazar.

     Awalnya ketika kami baru memulai kegiatan ini, rasa kurang percaya diri selalu menghampiri. Karena semua dari kelompok dapue Aceh tidak mempunyai pengalaman berjualan, cara menarik pelanggan bagaimana, hakikatnya lagi-lagi kami mulai dari nol.

Timbul pertanyaan,”lalu kenapa kalian mengambil kegiatan ini?” 
                                           
Dikarenakan masyarakat Aceh sekarang banyak yang sudah melupakan jajanan yang sudah ada di Aceh sejak dulu, penyebabnya mungkin pengaruh budaya makanan lain yang sudah marak di Aceh.

   Kendala-kendala yang mengakibatkan sehingga kegiatan ini menjadi kurang maksimal, yang pertama kekompakan yang kami bangun kurang, kami hanya mementingkan pribadi (cuek terhadap rekan tim) dari pada kelompok, sehingga rasa peduli terhadap kegiatan ini menjadi kurang dan sering sekali baktisosial yang dilakukan kurang sempurna, yang kedua lokasi untuk memperkenalkan kegiatan dapue Aceh, lokasi (tempat) ini disebabkan karena kami masih penduduk baru di Banda Aceh sehingga kurangnya informasi tentang tempat-tempat yang strategis untuk melakukan kegiatan dapue Aceh dan ketiga peralatan seperti meja dan kursi salah satu yang memberatkan juga dari beberapa kendala kami.

Dana yang didapatkan dari kegiatan awal hingga akhir sekitar Rp880.000, insyaallah akan segera disumbangkan kepada anak yang akan kami bantu (Muhammad Nazar), dana yang saya sebutkan tadi didapatkan dari kegiatan dapue Aceh dan mengutip sumbangan untuk Muhammad Nazar, dengan kata lain, pada kegiatan ini kami mempunyai satu judul besar yaitu “Dapue Aceh,” dari judul besar ini terbagi menjadi dua kegiatan, antara lain “memperkenalkan jajanan khas Aceh” dan “mengutip sumbangan untuk Muhammad Nazar,” jadi dana yang kami dapatkan tadi berasal dari kedua kegiatan tersebut.

Saya dan anggota kelompok dapue Aceh berharap agar kegiatan ini berlanjut, walaupun banyak bebagai permasalahan dan kendala-kendala yang kami hadapi, dan apabila berlanjut bukan hanya satu orang yang akan dibantu tetapi banyak lagi.

    Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Deassi Susilawati yang telah membinbing kami dari kegiatan awal hingga akhir, dan apabila saya pernah melakukan kesalahan saya meminta maaf sebesar-besarnya.
Semoga ilmu-ilmu yang anda berikan menjadi berkat dan bermanfaat bagi kelompok dapue Aceh. Dan semoga beliau memberikan nilai-nilai yang bagus untuk anggota kelompok semua. Amin,”harap saya.”