Extraordinary Experience Of A Activity
penulis: Ahmad sayuti
"Is he a less understand English?" asked Deasi to all students who are in units of four, while cornering all views to me. Until new i still remembered his words. will my fix on this.
Deasi Susilawati, he is a lecturer at the university uin- raniry. he teaches courses pkn (education nationalities) about the profile over view.
Dapue Aceh, great title is obtained after we do a small metting between groups whose members, Ahmad Sayuti, Tungku Dhear, Rotasya, Dhea kharisna.
from our first run activities to introduce the typical snacks Aceh, the experience and knowledge we continue to increase, many experiences we had together, we sometimes think that this activity will not continue, but the support for the sake of support suggestions for suggestions kept pouring in from friends, Mrs.Deassi, as well as the surrounding community, so that these activities can continue and grow until now.
one of the valuable experience that I got in this activity is can help others (Muhammad Nazar) with own ideas again, " interesting and different is not, "that's what always come to my mind it is also thanks to Mrs.Deasi Susilawati
Human beings are very helpful, and it has its own way to help others, such as we do this, thought still a little assistance.
In dapue Aceh we cooperate together to achieve a goal, that is for the people of Aceh to love and to know the typical snacks, and prevent the scarcity of these snacks.
Apam (pancake), boh rom-rom, noodles Aceh, and another. This knowledge we get, where initially only know the form of snacks, and there after explore ways of making, learn about the history of snacks, how to be a good trader how. All of this being to our personal knowledge, knowledge of the science of leadership snacks Aceh and also we get here.
"Bit my bit into the hill," I said to my self when the funds would be collected at the end of this activity.
All we started from zero, though I do not believe the end result is satisfying, now we already have to proceeds from this hard work, and as soon as the funds are donated to Muhammad Nazar.
Initially when we are just starting this activity, a lack of confidence is always approached. Since all of the groups dapue Aceh do not have experience of selling, how to attract customers how, essentially again we start from zero.
The question arises," then why did you take his action?"
Due to the people of Aceh are now many have forgotten snacks that are already in Aceh since the first, the cause may be the influence of other food culture that is rife in Aceh.
Constraints that resulted so that this activity be less than the maximum, the first cohesiveness that we have built less, we are only concerned with personal (indifferent to teammates) of the group, so that a sense of care for this activity is becoming less and often activities carried out less than perfect, which both locations to introduce the activities dapue Aceh, the location (place) this is because we are still new residents in Banda Aceh so that the lack of information about places that are strategic to conduct dapue Aceh and third equipment such as tables and chairs one of the aggravating as well from some of our constraints.
funds obtained from beginning to end activities around Rp880.000, insyaallah will be donated to the children that we will help (Muhammad Nazar), the funds that I mentioned earlier obtained from Aceh and quoting activity dapue donation to Muhammad Nazar, in others words, an a this event, we have big title is "Dapue Aceh," of a great title is divided into two activities, among others,"to introduce special snacks Aceh," and "quote donations to Muhammad Nazar," so the funds we get hard come from those to activities.
I and the members of the group dapue Aceh hoped that this activity continues, although a lot of the kinds of problems and constraints that we face, and if it continues not just one person who would be helped, but much more.
I ma grateful to Mrs.Deasi Susilawati that have guide us from start to finish activities, and if I ever make a mistake I apologize profusely.
Hopefully sciences you give a blessing that benefit dapue Aceh. And my he give great values that are good for all groups member, Amin,"I hope."
versi indonesia
Pengalaman Luar Biasa
Dari Sebuah Kegiatan
Ditulis oleh: Ahmad Sayuti
Penulisan akhir
“Apa dia seorang yang kurang mengerti
Bahasa Inggris?” tanya Deasi kepada semua mahasiswa yang berada dalam unit 4,
sambil menyudutkan semua pandangan kepada saya. Sampai sekarang saya masih
teringat dengan kata-kata beliau. Akan saya perbaiki tentang ini.
Deasi susilawati, beliau adalah dosen
di universitas Uin-Raniry. Beliau mengajar matakuliah PKN (pendidikan
kewarnegaraan), Sekilas profil tentangnya.
Dapue Aceh, judul besar ini didapatkan setelah kami melakukan rapat
kecil antarkelompok yang anggotanya, Ahmad Sayuti, Tengku Dhear, Dhea Kharisna,
dan Rotasya.
Dari pertama kami menjalankan
kegiatan untuk mempernalkan jajanan khas Aceh, pengalaman serta pengetahuan
kami terus meningkat, banyak pengalaman yang kami lewati bersama, terkadang
kami berfikir bahwa kegiatan ini tidak akan berlanjut, tetapi dukungan demi
dukungan saran demi saran terus berdatangan dari teman, Miss Deassi, serta
masyarakat sekitar, sehingga kegiatan ini berlanjut dan berkembang sampai sekarang.
Salah satu pengalaman berharga yang
saya dapatkan didalam kegiatan ini adalah BISA MEMBANTU ORANG LAIN (Muhammad
Nazar) DENGAN SEBUAH KEGIATAN. Proyek hasil ide sendiri lagi, “Menarik dan juga
berbeda bukan,” itulah yang terlintas selalu dipikiran saya. Ini juga berkat
Ibu Deassi susilawati.
Manusia makhluk yang sangat suka
membantu, dan memiliki cara tersendiri untuk membantu sesamanya, contohnya
seperti yang kami lakukan ini, walaupun masih berbentuk bantuan kecil.
Di dapue Aceh kami saling berkerja
sama untuk mencapai suatu tujuan, yaitu agar masyarakat Aceh bisa menyukai
serta mengetahui jajanan khasnya, dan mencegah kelangkaan jajanan tersebut.
Apam (serabi), boh rom-rom, mie Aceh,
dan lain lagi. Pengetahuan inilah yang
kami dapatkan, dimana awalnya hanya mengetahui bentuk jajanannya saja, dan
setelah mendalami cara pembuatan, mempelajari sejarah jajanan, cara menjadi
pedagang yang baik bagaimana. Semua ini menjadi ilmu pengetahuan untuk kami pribadi,
pengetahuan tentang jajanan Aceh serta ilmu kepemimpinan juga kami dapatkan
disini.
“dikit demi sedikit lama-lama menjadi
bukit,” ucap ku dalam hati, ketika dana sudah mulai terkumpul diakhir kegiatan
ini.
Semua kami mulai dari nol, saya
seakan tidak percaya dengan hasil akhir yang memuaskan ini, sekarang kami sudah
mempunyai dana dari hasil kerja keras ini, dan secepatnya dana tersebut
disumbangkan kepada Muhammad Nazar.
Awalnya ketika kami baru memulai kegiatan ini, rasa kurang percaya diri
selalu menghampiri. Karena semua dari kelompok dapue Aceh tidak mempunyai
pengalaman berjualan, cara menarik pelanggan bagaimana, hakikatnya lagi-lagi
kami mulai dari nol.
Timbul pertanyaan,”lalu kenapa kalian
mengambil kegiatan ini?”
Dikarenakan masyarakat Aceh sekarang
banyak yang sudah melupakan jajanan yang sudah ada di Aceh sejak dulu,
penyebabnya mungkin pengaruh budaya makanan lain yang sudah marak di Aceh.
Kendala-kendala yang mengakibatkan sehingga kegiatan ini menjadi kurang
maksimal, yang pertama kekompakan yang kami bangun kurang, kami hanya
mementingkan pribadi (cuek terhadap rekan tim) dari pada kelompok, sehingga
rasa peduli terhadap kegiatan ini menjadi kurang dan sering sekali baktisosial
yang dilakukan kurang sempurna, yang kedua lokasi untuk memperkenalkan kegiatan
dapue Aceh, lokasi (tempat) ini disebabkan karena kami masih penduduk baru di
Banda Aceh sehingga kurangnya informasi tentang tempat-tempat yang strategis
untuk melakukan kegiatan dapue Aceh dan ketiga peralatan seperti meja dan kursi
salah satu yang memberatkan juga dari beberapa kendala kami.
Dana yang didapatkan dari kegiatan
awal hingga akhir sekitar Rp880.000, insyaallah akan segera disumbangkan kepada
anak yang akan kami bantu (Muhammad Nazar), dana yang saya sebutkan tadi
didapatkan dari kegiatan dapue Aceh dan mengutip sumbangan untuk Muhammad
Nazar, dengan kata lain, pada kegiatan ini kami mempunyai satu judul besar
yaitu “Dapue Aceh,” dari judul besar ini terbagi menjadi dua kegiatan, antara
lain “memperkenalkan jajanan khas Aceh” dan “mengutip sumbangan untuk Muhammad Nazar,”
jadi dana yang kami dapatkan tadi berasal dari kedua kegiatan tersebut.
Saya dan anggota kelompok dapue Aceh
berharap agar kegiatan ini berlanjut, walaupun banyak bebagai permasalahan dan
kendala-kendala yang kami hadapi, dan apabila berlanjut bukan hanya satu orang
yang akan dibantu tetapi banyak lagi.
Terima kasih saya ucapkan kepada
Ibu Deassi Susilawati yang telah membinbing kami dari kegiatan awal hingga
akhir, dan apabila saya pernah melakukan kesalahan saya meminta maaf
sebesar-besarnya.
Semoga ilmu-ilmu yang anda berikan
menjadi berkat dan bermanfaat bagi kelompok dapue Aceh. Dan semoga beliau
memberikan nilai-nilai yang bagus untuk anggota kelompok semua. Amin,”harap
saya.”